TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Indonesia dengan posisi geografis yang sangat strategis dan memiliki peluang besar untuk memanfaatkan konektivitas Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) dalam memperkuat perekonomiannya.
Potensi ekonomi tersebut dapat diperoleh dari biaya pelabuhan, pajak, pemandu kapal, dan lainnya.
Hal ini menjadi fokus utama dalam diskusi kebijakan bertema “Meninjau Potensi Nilai Ekonomi dan Restorasi Lingkungan Hidup dalam Pengembangan Konektivitas Alur Laut Kepulauan Indonesia” yang digelar Amanat Research Institute di Universitas Indonesia, Jakarta Pusat, Jumat, 28 Februari 2025.
Diskusi ini bertujuan untuk mengidentifikasi bagaimana sektor kelautan bisa menjadi pilar utama ekonomi Indonesia sembari menjaga kelestarian lingkungan.
Project Manager proyek diskusi Salman Al Fathan, mengungkapkan bahwa dengan pengelolaan yang tepat, ALKI dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian nasional.
Pembangunan konektivitas ALKI tidak hanya tentang biaya pelabuhan atau pajak, tetapi juga dapat menjadi pendorong besar bagi ekonomi daerah pesisir dan masyarakat sekitarnya.
Namun, potensi besar ini tidak datang tanpa tantangan.
“Diskusi ini ini adalah untuk mengidentifikasi potensi ekonomi tersebut serta membangun strategi restorasi lingkungan, mitigasi, dan adaptasi masyarakat pesisir terhadap degradasi lingkungan,” ujar Salman dalam keterangan pers, dikutip Sabtu (1/3/2025).
Para pemangku kepentingan yang hadir dalam diskusi, seperti Staf Khusus Menko Pangan Bidang Kebijakan Strategis, Intan Fauzi, dan sejumlah pakar kelautan, menekankan bahwa keseimbangan antara pembangunan ekonomi dan perlindungan lingkungan sangatlah krusial.
Intan Fauzi mengingatkan bahwa partisipasi pemangku kepentingan dari berbagai sektor sangat penting untuk memastikan kebijakan yang dihasilkan inklusif dan tepat sasaran.
Selain itu, diskusi ini juga menggarisbawahi pentingnya pendekatan multidisipliner dalam pengambilan kebijakan, yang dapat menyeimbangkan sektor ekonomi dan pelestarian lingkungan.
Para narasumber sepakat bahwa ALKI tidak hanya harus dimanfaatkan untuk meningkatkan konektivitas antar pulau, tetapi juga sebagai bagian dari agenda besar pemerintah untuk memeratakan pembangunan dan menciptakan keterhubungan yang lebih merata antara daerah.
Direktur Eksekutif Amanat Research Institute, Bayu Satria Utomo dalam sambutannya menegaskan, hasil dari diskusi ini akan diteruskan kepada Zulkifli Hasan, Menko Pangan, serta kementerian terkait. Ia berharap generasi muda Indonesia dapat terlibat aktif dalam diskusi semacam ini untuk memperkuat masa depan bangsa.
“Hasil dari diskusi ini akan kami teliti lebih lanjut dan kami sampaikan kepada Pak Zulkifli Hasan selaku Menko Pangan dan kementerian lainnya,” ujarnya.
Dengan beragam perspektif yang dihadirkan oleh para pakar dan pejabat pemerintah, diskusi ini menjadi momentum penting untuk memikirkan bagaimana sektor kelautan Indonesia bisa berkembang dengan berkelanjutan, mendukung ekonomi nasional, dan tetap menjaga kelestarian alam.
Ke depan, diharapkan kebijakan-kebijakan yang lahir dari diskusi ini akan mampu mengubah potensi ALKI menjadi sumber daya yang tidak hanya menguntungkan secara ekonomi, tetapi juga memberikan dampak positif bagi keberlanjutan lingkungan dan kesejahteraan masyarakat Indonesia.
Content retrieved from: https://www.tribunnews.com/bisnis/2025/03/01/sejumlah-peluang-ekonomi-dan-restorasi-lingkungan-menanti-indonesia-dari-konektivitas-alki.